CIMAHI (bisnis-jabar.com) – Fokus pada yang tidak digarap
orang lain nampaknya menjadi mantra ampuh bagi para pebisnis sukses.
Sederhananya, dengan ikut nimbrung pada sektor usaha yang
sudah banyak digarap orang lain memerlukan modal besar dan ekstra strategi agar
bisa ikut bersaing.
Rumus tersebut nampaknya dipahami betul oleh Direktur ‘Rumah
Kerudung Meidiana’ Dian Meidiana.
Kepada Bisnis, baru-baru ini di Kota Cimahi Dian menuturkan
setiap individu wajib bermimpi menjadi seorang kaya raya. Karena dengan menjadi
orang kaya bisa melakukan banyak kebaikan.
Banyak cara untuk menjadi seorang kaya raya salah satunya
keluar dari belenggu sebagai seorang pegawai dengan mendirikan usaha sendiri.
Sebelum memutuskan untuk berwiraswasta dirinya bersama sang
suami Yanuar Irsan melakukan analisa terhadap sejumlah usaha yang telah ada dan
dirinya mengambil kesimpulan bahwa berbisnis kerudung berpeluang besar untuk
mengantarkannya ke tangga kesuksesan.
Tepatnya pada Mei 2007 dengan berbekal pengalaman
berwiraswasta di Kota Makassar dirinya kepincut untuk fokus pada bisnis salah
satu perlengkapan busana muslimah tersebut.
“Kami berfikir bahwa kerudung bagi setiap muslim itu
merupakan sebuah kebutuhan, tinggal bagaimana kami mencari terobosan salah
satunya bermain dari bahannya yang membuat orang merasa nyaman menggunakannya,”
kata perempuan kelahiran Cimahi, 26 Mei 1977 ini.
Kemudian dirinya memilih salah satu jenis kain yang bisa
menjamin perempuan pengguna kerudung produknya tidak merasa panas dan gerah
meski menggunakan penutup kepala di panas terik matahari dan dalam waktu yang
lama.
Meski awalnya banyak yang menganggap bahwa produk
kerudungnya berharga tinggi, namun seiring waktu karena kualitasnya hasil
kreasinya bisa diterima konsumen bahkan diburu oleh sejumlah konsumen dari
berbagai penjuru nusantara dan kini sudah merambah pangsa pasar Internasional.
“Produk kami selalu menjadi trend setter. Contohnya model
kerudung untuk prameswari, sabrina kerut, hudis sporty dan terakhir pakistan
elena diikuti oleh perusahaan kerudung lain,” ujar ibu dari dua anak ini.
Sementara dalam menjalankan usahanya, alumnus Universitas
Langlangbuana tidak menonjolkan nama Rumah Kerudung Meidiana agar dikenal orang
lain. Hal itu karena strategi penjualan yang digunakannya adalah menggunakan jasa
agen kaum ibu atau reseller online.
Meskipun usaha rumahan, akan tetapi produknya telah menjamur
di setiap distro Indonesia.Dan beberapa diantaranya sudah berkibar di sejumlah
negara Asia Tenggara diantaranya Singapura.
“Kami ingin memberdayakan juga ibu-ibu yang ingin membantu
pendapatan suaminya. Sekarang agen ibu-ibu yang terdaftar jumlahnya sudah
mencapai 500 orang,” ucapnya.
Para agen ini diberi diskon khusus sebesar 27%. Rata-rata
setiap bulannya para kaum agen ini bisa mendapatkan penghasilan Rp1 juta setiap
bulannya.
Sedangkan omzet yang berhasil dikantongi setiap bulan sudah
mencapai Rp300 juta.
Khusus setiap memasuki Ramadan seperti saat ini omzetnya
meningkat 300% dari omzet rata-rata perbulan.
Ciri khas produknya adalah selalu dibuat secara terbatas
yakni 200 potong setiap modelnya.Dan setiap dua bulan sekali dirinya dipastikan
mengeluarkan produk terbaru agar para pelangganya tidak bosan.
“Selain model, kami memilih kain yang dingin dan mendesain
busa [topping] yang bisa disesuaikan dengan bentuk wajah seseorang. Sehingga
wajah oval, square bulat akan terlihat cocok menggunakannya,” ucapnya.
Dia sampaikan, selama bulan puasa, dirinya telah meluncurkan
mukena eksklusif. Berbahan silk top dingin dan lembut membuat nyaman saat
dipakai. Plus model lengan smok dengan hiasan taburan payet permata swarovski
dan aplikasi bunga mawar yang cantik.
“Dapat digunakan sebagai jilbab umroh sehingga praktis,
nyaman dan multifungsi. Untuk produk ini kami jual Rp450.000,” imbuhnya.
Di sisi lain, sang suami Yanuar Irsan yang merupakan mantan
pegawai Bank Dunia ini berharap bisa bekerja sama dengan Pemkot Cimahi agar
bisa ikut dilibatkan dalam setiap pelaksanaan pameran UKM.
“Kami telah mengharumkan nama Cimahi, tapi selama ini kami
belum bersentuhan langsung dengan pemkot. Kami tidak muluk-muluk mendapatkan
modal, akan tetapi ingin bekerjasama simbiosis mutualisme,” paparnya.(k6/yri)